Welcome to Staf Perencanaan Satuan I Gegana, Jalan Komjen M Jasin Kelapadua Depok 16451 Contact (021) 8712666 Email rengegana@gmail.com

Thursday, 30 July 2015

Mengenal Diri Sendiri dengan Analisa Tulisan Tangan

Hayooo..siapa yang ikut pelatihan Grafologi kemarin.?
Saat ini pasti sedang asyik mengamati, menganalisa dan menyimpulkan tulisan-tulisan serta tanda tangan temen-temen lain hahaha...Atau jangan-jangan malah diterapkan pada orang rumah nih, yap..seperti penjelasan dari Bapak Bayu Ludvianto, Trainer Grafologi yang diundang khusus ke Satuan I Gegana, harus diniatkan kepada perubahan yang lebih baik, jangan sampai gara-gara pelajaran ini pada akhirnya malah membuat putusnya silaturahim atau hubungan baik.
Ilmu ini telah diserap oleh kebanyakan anggota Den A, hmmm...diem-diem aja nih, yang tentu akan digunakan sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan penyelidikan, penyidikan dan lain-lain. Namun pemirsa...tidak ada salahnya kita pun belajar, siapa tahu satu saat ada rotasi menjadi anggota Den A atau mutasi wilayah menjadi personel intel dan atau reserse. Dan bisa juga dipakai sebagai bahan koreksi terhadap diri sendiri, seperti apakah sebenarnya gue ini.? Sudah bener kagak.? Atau selama ini tipu-tipu pada diri sendiri.? Juga untuk menganalisa anak-anak kita yang sedang dalam proses pembelajaran mencapai kedewasaan, dengan mengerti kepribadiannya maka akan lebih mudah untuk memberikan arahan dan bimbingan.
Karena ini merupakan ilmu langka dan diajarkan oleh trainer, tentu saja yang diberikan kemarin tidak bisa dishare secara luas karena harus mendapatkan izin dari sang trainer, so setelah bolak-balik buka eyang kakung google akhirnya ketemu juga yang dishare secara terbuka. (Link Website ada di akhir tulisan ini)
Ya sudahlah daripada banyak omong nih,,kita langsung saja pada pokoknya..
Bagaimana bentuk dari huruf dan kata yang Anda tulis dapat memberitahukan bagaimana karakter kepribadian yang Anda miliki, hal ini dikenal dengan grafologi (graphology). Grafologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari mengenai tulisan tangan.
Untuk membaca kepribadian dan karakter seseorang dengan lebih efektif, subjek disarankan menulis menggunakan tulisan sambung walaupun jika ia biasanya menggunakan tulisan cetak. Berikut cara membaca kepribadian seseorang dari tulisan tangan.

CARA KERJA
Pada saat menganalisis kepribadian seseorang berdasarkan tulisan tangannya, pertama Anda harus melihat gaya penulisan secara umum, serupa dengan gambar. Setelah itu, kategorikan berdasarkan karakter-karakter yang terlihat.
Sama halnya dengan karakter manusia yang unik untuk setiap orangnya, penulisan juga tentu memiliki keunikannya tersendiri. Tahap berikutnya adalah menentukan tingkat emosional yang ada di tulisan tersebut. Sebagai contoh pada saat seseorang menulis kata "hitam", seberapa besar-kah tekanan yang diberikan ke penulisan tersebut dan sebagainya.
Penulis yang penulisannya menggunakan tenaga atau penekanan lebih biasanya memiliki vitalitas dan pengalaman emosional yang bertahan lama. Sedangkan yang penekanannya biasa saja, memiliki vitalitas dan pengalaman emosional yang standar (cukup untuk 1 hari). Jika penekannya lemah, maka orang tersebut akan menggunakan energi mereka seminimal mungkin dan berusaha menghindari situasi yang membutuhkan tenaga.

TINGKAT KEMIRINGAN
Lihat tingkat kemiringan dari penulisan huruf, tingkat kemiringan ini merupakan cermin emosional mereka.
MIRING KE KANAN
Ini menandakan bahwa orang tersebut menangani sebuah situasi dengan pengaruh emosi. Mereka juga terbuka dan suka bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya.
MIRING KE KIRI
Orang dengan gaya penulisan yang miring ke kiri suka menjaga emosi mereka pada semua situasi, dan mereka sering dilihat sebagai orang yang dingin dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi jika orang dengan gaya penulisan ini menulis dengan tangan kanan, maka  itu berarti orang tersebut memiliki sifat suka memberontak.
TIDAK MIRING
Jika gaya penulisan seseorang sama sekali tidak miring, ini berarti mereka lebih menggunakan logika dibandingkan emosi mereka dalam menangani sebuah situasi. Tetapi mereka tetap mempunyai reaksi emosional yang tinggi terhadap lingkungan sekitar mereka.

SPASI ANTAR KATA
Besarnya spasi yang digunakan antara kata-kata dalam penulisan menunjukkan tingkat kenyamanan pada saat berkomunikasi.
UKURAN SPASI KECIL
Menunjukkan bahwa Anda adalah orang dengan keinginan komunikasi yang tinggi dan tidak takut untuk menunjukkannya secara fisikal.
UKURAN SPASI BESAR
Jika ukuran spasi antara kata cukup besar maka hal itu menandakan bahwa Anda adalah orang yang membutuhkan ruang tersendiri dalam komunikasi dan tidak ingin terlalu dekat dengan orang.

UKURAN TULISAN
Ukuran dari tulisan tangan menentukan bagaimana seseorang melihat diri mereka dari sudut pandang mereka sendiri dan tingkat konsentrasi mereka.
BESAR
Orang tersebut mempunyai kepribadian yang ramah dan memandang diri mereka sendiri sebagai orang dengan kepribadian kuat. Mereka biasanya tidak dapat fokus kepada satu hal terlalu lama dan lebih terlihat melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu.
KECIL
Memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi dan sangat perhatian dengan detail kecil. Tetapi biasanya mereka lebih pemalu dan introvert pada kepribadiannya, dimana mereka memandang diri mereka sendiri sebagai orang dengan kepribadian yang pemalu.
BIASA
Merupakan orang yang gampang beradaptasi dengan situasi apapun karena kepribadiannya yang fleksibel. Tingkat konsentrasi orang ini dapat dikatakan cukup baik, tetapi mereka juga dapat teralihkan dengan mudah.

ARAH TULISAN
Untuk menilai kepribadian seseorang dari tulisan tangan, lebih baik orang tersebut menulis di kertas yang tidak bergaris. Hal ini untuk melihat bagaimana arah tulisan mereka, apakah menaik, menurun atau lurus. 
MENAIK/MENURUN
Jika menaik maka menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang positif, entusias dan berkeinginan kuat. Sedangkan jika menurun, menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang pesimis.
BERGELOMBANG
Terkadang, Anda mungkin pernah melihat bahwa gaya penulisan seseorang terkadang menaik terkadang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa mood orang tersebut gampang berubah. Tetapi memiliki sedikit gelombang pada awal penulisan sudah biasa, dan menunjukkan emosi yang seimbang.
LURUS
Seseorang yang menulis lurus menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi, dapat diandalkan dan tingkat emosional yang terjaga.

HURUF KAPITAL
Hubungan dan ukuran huruf kapital dengan huruf tidak kapital sesudahnya menggambarkan tingkat percaya diri yang dimiliki seseorang.
HURUF KAPITAL DENGAN UKURAN YANG BERBEDA JAUH DENGAN HURUF KECIL
Menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang dengan kepercayaan diri yang tinggi, semakin berbeda ukurannya maka semakin tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimilikinya. Bahkan dalam beberapa kasus, tingkat kepercayaan diri tersebut dapat dikatakan angkuh.
HURUF KAPITAL YANG BERUKURAN SAMA DENGAN HURUF KECIL
Menunjukkan orang tersebut adalah orang jujur dan rendah hati dengan tingkat kepercayaan diri yang biasa saja, tetapi jika dibandingkan dengan orang lain dapat terlihat lebih ke arah pemalu.

LINGKARAN
Lihat lingkaran yang terdapat pada saat seseorang menulis huruf L dan E, ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan diri mereka.
LINGKARAN DI HURUF L KECIL
Orang yang memiliki gaya penulisan ini suka mengekang diri mereka sendiri dalam mengekspresikan diri mereka. Hal ini menandakan bahwa mereka suka melihat dan menilai situasi sebelum mengekspresikan diri mereka.
LINGKARAN DI HURUF L BESAR
Merupakan orang yang spontan dan santai, terlihat mudah dalam mengekspresikan diri mereka sendiri.
LINGKARAN DI HURUF E KECIL
Biasanya orang dengan lingkaran kecil pada huruf e akan lebih curigaan dan tidak dapat dipengaruhi dalam argumen yang terkait atau berdasar pada emosi. 
LINGKARAN DI HURUF E BESAR
Hal ini menandakan mereka sangatlah terbuka dan suka menikmati hal-hal baru dalam hidup mereka.

GAYA PENULISAN HURUF S
Bagaimana seseoran menulis huruf s dapat memberikan pengetahuan yang berbeda-beda atas kepribadian seseorang.
TERLIHAT BULAT
Ini menunjukkan orang tersebut suka menghindari konflik, suka berkompromi dan berusaha menyenangi orang-orang di sekitarnya.
TAJAM KE ATAS
Intelektual dan senang mempelajari hal-hal yang baru. Semakin tinggi dan tajam huruf s yang dimiliki, maka semakin menunjukkan seberapa ambisius orang tersebut.
MEMILIKI LINGKARAN YANG TERLIHAT JELAS DI BAWAH
Orang yang huruf S-nya memiliki lingkaran yang terlihat jelas di bawah menunjukkan orang tersebut jarang mengikuti keinginan mereka sendiri, dimana mereka bertindak karena situasi yang dihadapi.
--
Sekilas mengenai cara membaca kepribadian seseorang dari tulisan tangannya, poin-poin di atas hanyalah sedikit dari ilmu grafologi yang ada. Seperti yang telah sering dikatakan terkait atas menilai kepribadian seseorang, setiap manusia itu unik dan penilaian di atas mungkin hanya dapat dipraktikkan secara general tidak benar-benar menunjukkan karakter orang tersebut secara detail.

Pada saat seseorang menulis, ia secara tidak sadar mengindikasikan banyak hal mengenai dirinya bahkan dikatakan dari sebuah tulisan tangan dapat diketahui sekitar 5.000 kepribadian yang berbeda. Bahkan dalam bidang medis, penulisan itu juga dapat membantu diagnosa dan mengetahui berbagai penyakit serta pola hidup.

Spasi pinggiran bidang dan tulisan

Spasi antara pinggiran kiri kertas
Biasanya orang yang saat menulis memberikan spasi agak jauh antara pinggiran kertas dan tulisannya, adalah seseorang yang suka melihat ke arah masa lalu dan sulit melepaskan suatu hal.
Tidak menentu
Apabila si subjek tidak memiliki spasi antara pinggiran kertas atau spasi pinggiran kertas tidak menentu, maka itu menandakan bahwa subjek adalah orang yang tidak dapat diam dan relaks. Pikirannya penuh akan banyak hal.
Spasi antara pinggiran kanan kertas
Seseorang yang saat menulis memberikan spasi agak jauh di pinggiran kanan kertas menandakan bahwa ia adalah orang yang takut akan sesuatu yang tidak pasti dan selalu khawatir akan apa yang terjadi ke depannya.

Tekanan tulisan


Penekanan kuat
Seseorang yang saat menulis terlihat selalu menulis segala sesuatu dengan tekanan yang kuat menandakan bahwa orang terkait adalah seseorang yang memiliki komitmen tinggi dan selalu serius akan segala sesuatu. Namun apabila tekanan tersebut terlihat terlalu kuat, maka itu malah menandakan orang terkait adalah seseorang yang tidak bisa relaks dan sensitif.
Penekanan ringan
Tulisan tangan yang tidak memiliki tekanan kuat alias hanya menggunakan sedikit tekanan saat menulis (tipis) mendeskripsikan orang yang sensitif dan suka berempati namun juga tidak suka menghabiskan tenaga dalam hidupnya.

Kecepatan Penulisan


Cepat
Jika seseorang suka menulis dengan cepat maka itu menandakan dirinya adalah orang yang tidak sabaran dan tidak suka menghabiskan waktu.
Lambat
Orang yang saat menulis terlihat lambat adalah orang yang terorganisir, selalu menaati prosedur, dan mengandalkan dirinya sendiri.

Titik di Huruf i


Jauh di atas i
Apabila seseorang menitikkan i jauh di atasnya maka itu dapat menandakan bahwa ia memiliki imajinasi yang baik bahkan sangat kuat.
Tepat di atas i
Orang terkait adalah seseorang yang berorientasi detail, terorganisasi, dan sangatlah suka berempati akan segala hal yang ia katakan.
Di kiri i
Menandakan bahwa si subjek adalah orang yang suka menunda-nunda.
Menggunakan garis
Terkadang saat seseorang menitikkan huruf i-nya, ia malah menggambar garis di atas huruf i bukan titik. Itu menandakan orang terkait adalah seseorang yang kritis, tidak sabar akan kekurangan, atau juga tidak belajar dari kesalahannya.
Menggunakan lingkaran
Titik di atas i memang sangat mudah dibuat hanya dengan menitikkan pena atau alat tulis Anda saja, tapi beberapa orang memilih untuk menggambar lingkaran di atas huruf i. Itu menggambarkan seseorang yang visionary namun juga kekanak-kanakkan.

Bentuk Huruf


Bulat
Apabila tulisan tangan seseorang terlihat bulat maka itu dapat menandakan bahwa orang tersebut adalah seseorang yang kreatif dan artistik.
Runcing
Seseorang yang penulisan hurufnya terlihat lancip menandakan ia memiliki karakter yang agresif, bersemangat, pintar, dan juga berani.
Huruf Sambung
Dalam grafologi, memang disarankan seseorang untuk menulis dengan tulisan sambung namun apabila pada dasarnya ia memang suka melakukan tulisan sambung maka itu menandakan ia adalah seseorang yang logis, sistematis, dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Menggariskan huruf t


Benar-benar di atas huruf T
Menggambarkan seseorang yang ambisius, optimis, dan mempunyai harga diri yang tinggi akan dirinya sendiri.
Tepat di tengah huruf t
Seseorang dengan penulisan huruf t seperti ini adalah seseorang yang percaya diri dan selalu nyaman akan dirinya sendiri tanpa perlu berangan-angan membayangkan dirinya sebagai orang lain.
Garis yang panjang
Apabila penulisan garis huruf t terlihat cukup panjang, maka itu menggambarkan seseorang yang memiliki tekad kuat dan entusias. Namun juga orang terkait adalah seseorang yang keras kepala dan susah melepaskan suatu hal.
Garis yang pendek
Jika garis di huruf t terlihat sangat pendek maka orang terkait adalah seseorang yang malas dan tidak memiliki tekad kuat.

Huruf o


O yang terbuka
Huruf o yang tidak tertutup sepenuhnya menandakan bahwa si subjek adalah seseorang yang suka bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik. Biasanya orang dengan tulisan tangan seperti ini adalah orang yang ekstrovert.
O yang tertutup
Menggambarkan seseorang yang sangat menjaga privasinya, tertutup, tidak suka mengekspresikan perasaannya, dan introvert.

Tanda Tangan

Tidak jelas
Tanda tangan yang tidak jelas bentuk ataupun arti dari tanda tangan tersebut menandakan seseorang yang sangat tertutup. Orang lain tidak akan dapat dengan mudah mengerti apa yang Anda pikirkan.

Sangat jelas
Di sisi lain, seseorang yang tanda tangannya jelas menandakan dirinya adalah seseorang yang percaya diri, nyaman akan dirinya sendiri, dan tidak perlu berpura-pura menjadi orang yang bukan dirinya sendiri.
Sumber gambar dan informasi di atas didapatkan dari infografik visual.ly.

1. Tanda tangan dibuat mirip dengan nama
Bentuk tanda tangan memang bermacam-macam. Ada yang sengaja menuliskan namanya dengan jelas, namun ada pula yang hanya menggunakan inisial atau garis-garis yang tak terbaca. Jika seseorang menuliskan tanda tangan dengan nama yang jelas terbaca, hal ini menandakan bahwa dirinya punya rasa percaya diri yang tinggi. Selain itu, dia pun cenderung ekspresif, spontan, dan senang dengan pujian.
2. Tingkat kemiringan
Untuk menentukan karakter seseorang, sebuah tanda tangan harus diamati dengan detail. Soal kemiringan misalnya, tanda tangan yang miring ke kiri menunjukkan sikap yang lebih tertutup. Sebaliknya, jika tanda tangan condong miring ke ke kanan berarti orang tersebut memiliki sikap yang terbuka. Selain itu, tanda tangan yang tegak berarti pandai menempatkan emosi atau stabil.
3. Penggunaan garis bawah
Beberapa orang memilih mengunakan garis bawah pada tanda tangannya, tapi sebagian yang lain tidak menggunakannya. Dalam interpretasi tanda tangan, garis bawah menunjukkan optimisme dalam hidup. Sementara, orang yang memilih tidak memakai garis bawah punya kecenderungan keras kepala, tapi punya sifat ekonomis dan peduli pada lingkungan.
4. Ukuran tanda tangan
Ukuran tanda tangan adalah yang paling bisa menjelaskan tentang karakter seseorang. Orang yang punya tanda tangan berukuran besar cenderung punya harapan-harapan besar, bangga pada diri sendiri, dan optimis. Sedangkan mereka yang ukuran tanda tangannya kecil biasanya tertutup, rumit, dan menyimpan banyak misteri tentang dirinya.
5. Penggunaan dekorasi atau hiasan
Pembubuhan hiasan berupa lingkaran, tanda hati, atau bintang seringkali muncul dalam tanda tangan. Penggunaan hiasan atau dekorasi ini menandakan bahwa seseorang yang menuliskannya memang ingin mencari perhatian atau butuh diperhatikan. Namun, tanda-tanda ini juga bisa menunjukkan sikap kurang percaya diri atau gambaran sikap pesimis.
Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu sudah bisa mebaca karakter di balik tanda tanganmu sendiri atau tanda tangan teman-temanmu, Sobat?

Tuesday, 28 July 2015

Remon Naik 100% Mau Tahu Triknya..?

Membaca memang hal sangat tidak disukai bagi sebagian orang hmm...jangankan membaca, disosialisasikan saja yang cukup mendengar dan melihat masih juga merem melek nahan kantuk..
Yap..gimana mau remunerasi naik jika hal mudah “membaca” saja ogah
Banyak sekali alasan..”Saya kan ini” “Saya kan itu” “Saya kan Pelaksana” Saya kan...Saya kan...Saya kan...”
Saat ini mungkin rekan-rekan adalah Junior atau masih baru, namun yakinlah satu saat nanti dengan mengalirnya waktu, rekan semua akan menjadi seorang Senior dan tentu akan menjadi panutan, memimpin adik-adik dan anak buah rekan semua atau bahkan menjadi seorang Komandan.
Jadi mari belajar menjadi pemimpin, minimal sementara ini untuk diri sendiri dengan membaca, membuka jendela dunia, jendela pengetahuan..
Kali ini akan dishare tentang bagaimana mencapai Kenaikan Remunerasi 100 %
Ada yang mau.? Remon naik 100 % kira-kira pangkat terendah Take Home Pay sekitar 5-8 jutaan perbulan, mirip sertifikasi guru
Sebenarnya Remunerasi diberikan sesuai dengan tingkat kerja atau dengan kata lain tunjangan kinerja, masa yang ngowoh, yang elek-elekan, yang ngilang-ngilang disamakan dengan yang rajin, yang penurut, yang disiplin..Kira-kira ente mau tidak.? Dan Pemerintah menginginkan outcome, hasil, agar di tubuh Polri bersih, sehat, bebas dari KKN dan sesuai dengan visi misi yang diemban yaitu pengayom, pelindung dan pelayan. Berat perjuangan yang harus dilaksanakan untuk mencapainya, apalagi kita harus melayani..yak..sekali lagi melayani masyarakat namun harus semangat dan terus berusaha agar dapat mencapai hal tersebut,.
Gimana..? Udah capek baca..? hehehe...
Penilaian Reformasi Birokrasi Polri secara universal ditetapkan dalam Permenpan-RB Nomor 14 tahun 2014 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri (PMPRB). Namun model PMPRB tersebut, tidak seluruhnya dapat diterapkan untuk mengukur tingkat keberhasilan RB Polri dalam mewujudkan aparatur Polri yang bersih dan bebas dari KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dan peningkatan kapabilitas dan akuntabilitas kinerja Polri, hal ini disebabkan karena indikator model PMPRB yang diyakini sebagai unsur pengungkit dari 8 (delapan) area perubahan bidang Organisasi, Tata Laksana, Peraturan Perundang-Undangan, SDM Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, Mind Set dan Culture Set Aparatur tersebut diberlakukan untuk mengukur kinerja seluruh Kementerian/Lembaga. Berdasarkan serangkaian diskusi intensif antara Kemitraan dan Mabes Polri, kinerja tatakelola Kepolisian tingkat Polda akan diukur dengan indeks yang disebut Indeks Tatakelola Kepolisian (ITK)
ITK terinspirasi dari Indonesia Governance Index (IGI) yang merupakan alat untuk mengukur kinerja pemerintahan daerah, khususnya terhadap empat arena pemerintahan yaitu arena pemerintah (legislatif dan eksekutif), birokrasi, masyarakat sipil, dan masyarakat ekonomi berdasarkan beberapa kriteria data yang obyektif dan terukur. Hasil dari IGI menyajikan (1) Profil kinerja tatakelola pemerintahan di masing-masing provinsi, (2) Peringkat secara keseluruhan dari semua provinsi, (3) Peringkat provinsi ber dasarkan arena tatakelola, (4) Data-data komprehensif terkait dengan isu-isu tatakelola pemerintahan yang baik (good governance).
Setelah melakukan serangkaian diskusi menggunakan metode desk review untuk mengumpulkan informasi seputar pengukuran kinerja Kepolisian di beberapa Negara, hasilnya berdasarkan review atas pengukuran kinerja Polisi di negara Inggris, Wales, New Zealand, Afrika Selatan, dan negara-negara lain di dunia, berhasil ditemukan gambaran tentang prinsip-prinsip pengukuran kepolisian yaitu: 1) Kompetensi; 2) Responsif; 3) Perilaku (manner); 4) Transparansi; 5) Keadilan; 6) Efektivitas dan 7) Akuntabilitas.
Prinsip-prinsip tersebut selanjutnya diintegrasikan dalam tugas pokok dan fungsi Polri, dengan beberapa pertimbangan utama, antara lain: 1)Indikator tersebut harus dapat mengukur tata kelola Polri. 2) Indikator yang dipilih merupakan variabel yang memiliki tingkat signifikansi yang tinggi sebagai pengungkit keberhasilan reformasi birokrasi. 3) Indikator tersebut harus memiliki ketersediaan data. 4) Indikator tersebut harus dapat ditemukan di seluruh Polda karena tidak adil menilai sesuatu yang bisa diukur di suatu Polda tapi tidak ada di Polda lain.
Komponen Pengungkit
Program Manajemen Perubahan
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan:
Tim Reformasi Birokrasi (RB). Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Tim RB telah dibentuk 2) Tim RB telah melaksanakan tugas sesuai rencana kerja Tim RB 3) Tim RB telah melakukan monitoring dan evaluasi rencana kerja, dan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti
Road Map RB. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Road Map telah disusun dan diformalkan 2) Road Map telah mencakup 8 area perubahan 3) Road Map telah mencakup "quick win" 4) Penyusunan Road Map telah melibatkan seluruh unit organisasi 5) Telah terdapat sosialisasi dan internalisasi Road Map kepada anggota organisasi
Pemantauan dan evaluasi RB. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) PMPRB telah direncanakan dan diorganisasikan dengan baik 2) Aktivitas PMPRB telah dikomunikasikan pada masing-masing unit kerja 3) Telah dilakukan pelatihan yang cukup bagi Tim Asessor PMPRB 4) Pelaksanaan PMPRB dilakukan oleh Asesor sesuai dengan ketentuan yang berlaku 5) Para asesor mencapai konsensus atas pengisian kertas kerja sebelum menetapkan nilai PMPRB instansi 6) Koordinator asesor PMPRB melakukan reviu terhadap kertas kerja asesor sebelum menyusun kertas kerja instansi 7) Rencana aksi tindak lanjut (RATL) telah dikomunikasikan dan dilaksanakan
Perubahan pola pikir dan budaya kinerja. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Terdapat keterlibatan pimpinan tertinggi secara aktif dan
berkelanjutan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 2) Terdapat media komunikasi secara reguler untuk mensosialisasikan tentang RB yang sedang dan akan dilakukan 3) Terdapat upaya untuk menggerakkan organisasi dalam melakukan perubahan melalui pembentukan agent of change ataupun role model
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan
Harmonisasi. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah dilakukan identifikasi peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/ tidak sinkron 2) Telah dilakukan analisis peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/ tidak sinkron 3) Telah dilakukan pemetaan peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/ tidak sinkron 4) Telah dilakukan revisi peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/ tidak sinkron
Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundangundangan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah 1) Adanya sistem
pengendalian penyusunan peraturan perundangan. 2) Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangan mensyaratkan adanya rapat koordinasi 3) Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangan mensyaratkan adanya naskah akademis/kajian/policy paper 4) Sistem pengendalian penyusunan peraturan
perundangan mensyaratkan adanya paraf koordinasi 5) Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangan mensyaratkan adanya evaluasi
Penataan dan Penguatan Organisasi Penataan
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan:
Evaluasi. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi 2) Telah dilakukan evaluasi yang mengukur jenjang organisasi 3) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi 4) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok 5) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan adanya pejabat yang melapor kepada lebih
dari seorang atasan 6) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan 7) Telah dilakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat 8) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan instansi lain 9) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan organisasi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
Penataan Tatalaksana
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan
Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP) kegiatan utama. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah memiliki peta proses
bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi 2) Peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur 3) operasional tetap (SOP) Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan 4) Peta proses bisnis dan prosedur operasional telah dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi
E-Government. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Sudah memiliki rencana pengembangan e-government di lingkungan instansi 2) Sudah dilakukan pengembangan e-government di lingkungan internal dalam rangka mendukung proses birokrasi (misal: intranet, sistem perencanaan dan penganggaran, sistem database SDM, dll) 3) Sudah dilakukan   pengembangan   e-government   untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat (misal: website untuk penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem pengaduan) 4) Sudah dilakukan pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan melalui website, melakukan pembayaran, dll).
Keterbukaan informasi publik. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah 1) Ada kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi publik (identifikasi informasi yang dapat diketahui oleh publik dan mekanisme penyampaian) 2) Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi publik 3) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Analisis jabatan dan analisis beban kerja telah dilakukan 2) Perhitungan kebutuhan pegawai telah dilakukan 3) Rencana redistribusi pegawai telah disusun dan diformalkan 4) Proyeksi kebutuhan 5 tahun telah disusun dan diformalkan 5) Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi telah dihitung dan diformalkan;
Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas KKN. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Pengumuman penerimaan diinformasikan secara luas kepada masyarakat 2) Pendaftaran dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan pasti (online) 3) Persyaratan jelas, tidak diskriminatif 4) Proses seleksi transparan, objektif, adil, akuntabel dan bebas KKN 5) Pengumuman hasil seleksi diinformasikan secara terbuka;
Pengembangan pegawai berbasis kompetensi. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah ada standar kompetensi jabatan 2) Telah dilakukan asessment pegawai 3) Telah diidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi 4) Telah disusun rencana pengembangan kompetensi dengan dukungan anggaran yang mencukupi 5) Telah dilakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi 6) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkala
Promosi jabatan dilakukan secara terbuka. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Kebijakan promosi terbuka telah ditetapkan 2) Promosi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi telah dilaksanakan 3) Promosi terbuka dilakukan secara kompetitif dan obyektif 4) Promosi terbuka dilakukan oleh panitia seleksi yang independen 5) Hasil setiap tahapan seleksi diumumkan secara terbuka
Penetapan kinerja individu. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Terdapat penerapan Penetapan kinerja individu 2) Terdapat penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi 3) Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya 4) Pengukuran kinerja individu dilakukan secara periodik 5) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu. 6) Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pengembangan karir individu 7) Capaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian tunjangan kinerja
Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah ditetapkan 2) Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah diimplementasikan, 3) Adanya monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi 4) Adanya pemberian sanksi dan imbalan (reward);
Pelaksanaan evaluasi jabatan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Informasi faktor jabatan telah disusun 2) Peta jabatan telah ditetapkan 3) Kelas jabatan telah ditetapkan
Sistem informasi kepegawaian. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Sistem informasi kepegawaian telah dibangun sesuai kebutuhan 2) Sistem informasi kepegawaian dapat diakses oleh pegawai 3) Sistem informasi kepegawaian terus dimutakhirkan 4) Sistem informasi kepegawaian digunakan sebagai pendukung pengambilan kebijakan manajemen SDM
Penguatan Pengawasan
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan:
Gratifikasi. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah terdapat kebijakan penanganan gratifikasi 2) Telah dilakukan public campaign 3) Penanganan gratifikasi telah diimplementasikan 4) Telah dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi 5) Hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi telah ditindaklanjuti
Penerapan SPIP. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah terdapat peraturan Pimpinan organisasi tentang SPIP b) Telah dibangun lingkungan pengendalian c) Telah dilakukan penilaian risiko atas organisasi d) Telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi e) SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait f) Telah dilakukan pemantauan pengendalian intern
Pengaduan masyarakat. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah disusun kebijakan pengaduan masyarakat b) Penanganan pengaduan masyrakat telah diimplementasikan c) Hasil penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
Whistle blowing system. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah terdapat whistle blowing system b) Whistle blowing system telah disosialisasikan c) Whistle blowing system telah diimplementasikan d) Telah dilakukan evaluasi atas whistle blowing system e) Hasil evaluasi atas whistle blowing
system telah ditindaklanjuti
Penanganan benturan kepentingan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah terdapat  penanganan  benturan  kepentingan  b) Penanganan benturan kepentingan telah disosialisasikan c) Penanganan    benturan    kepentingan telah diimplementasikan d) Telah dilakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan e) Hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan telah ditindaklanjuti
Pembangunan zona integritas. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah dilakukan pencanangan zona integritas b) Telah ditetapkan unit yang akan dikembangkan menjadi zona integritas c) Telah dilakukan pembangunan zona integritas d) Telah dilakukan evaluasi atas zona integritas yang telah ditentukan e) Telah terdapat unit kerja yang ditetapkan sebagai “menuju WBK/WBBM”;
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Rekomendasi APIP didukung dengan komitmen pimpinan b) APIP didukung dengan SDM yang memadai secara kualitas dan kuantitas. c) APIP didukung dengan anggaran yang memadai d) APIP berfokus pada client dan audit berbasis risiko
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan
Keterlibatan pimpinan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi : 1) Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Renstra 2) Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan Kinerja 3) Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala
Pengelolaan akuntabilitas kinerja. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi : 1) Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja 2) Apakah pedoman akuntabilitas kinerja telah disusun 3) Sistem Pengukuran Kinerja telah dirancang berbasis elektronik 4) Sistem Pengukuran
Kinerja dapat diakses oleh seluruh unit 5) Pemutakhiran data kinerja dilakukan secara berkala
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Indikator untuk mengukur pencapaian program ini digunakan
Standar pelayanan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Terdapat kebijakan standar pelayanan 2) Standar pelayanan telah dimaklumatkan 3) Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan 4) Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan 5) Dilakukan reviu dan perbaikan atas SOP
Budaya pelayanan prima. Pengukuran dilakukan dengan melihat kondisi apakah: 1) Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima (contoh: kode etik, estetika, capacity building, pelayanan prima) 2) Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media 3) Telah terdapat sistem reward/punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar 4) Telah terdapat sarana layanan terpadu/terintegrasi 5) Terdapat inovasi pelayanan
Pengelolaan pengaduan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Terdapat media pengaduan pelayanan b) Terdapat SOP pengaduan pelayanan c) Terdapat unit yang mengelola pengaduan pelayanan d) Telah dilakukan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan e) Telah dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan / masukan;
Penilaian kepuasan terhadap pelayanan. Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Dilakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan b) Hasil survey kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka c) Dilakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat
Pemanfaatan teknologi informasi Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah: a) Telah memiliki rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian.pelayanan b) Telah menerapkan teknologi informasi dalam memberikan c) pelayanan Telah dilakukan perbaikan secara terus menerus
Komponen Hasil
Sasaran Reformasi Birokrasi (RB), sebagaimana dituangkan dalam Grand Design RB 2010 – 2025 mencakup tiga aspek yaitu:
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN. Sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN diukur dengan menggunakan ukuran: a. Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) b. Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan instansi pemerintah.
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Sasaran terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat diukur melalui nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal).
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Birokrasi Sasaran meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diukur melalui a. Nilai akuntabilitas kinerja b. Nilai kapasitas organisasi (survei internal).

Gimana..? Mumet..?
Ternyata tidaklah mudah untuk menjadi seperti yang diinginkan, semua butuh usaha dan usaha

Terus semangat dan pantang menyerah..cayoooooooo