Welcome to Staf Perencanaan Satuan I Gegana, Jalan Komjen M Jasin Kelapadua Depok 16451 Contact (021) 8712666 Email rengegana@gmail.com

Tuesday, 29 September 2015

Masih Ingatkah, Hari Kesaktian Pancasila.?

Zaman dahulu kala,.
Saat masih berseragam Merah Putih (SD), hampir setiap tahun di tanggal 30 September rasa hati berdebar..
Film yang diputer setahun sekali itu terasa sangat dirindukan, meski takut-takut saat nonton, namun terasa asyik dan penuh makna..haha..lebay
Yap..
Saat itu orde baru, mengingatkan sejarah kelam bangsa Indonesia melalui film, dan memang sangat jitu dalam mengukir di hati pemirsa masyarakat dan bangsa Indonesia. Kenyataan sampai sekarang pun penulis masih bisa mengingat dengan jelas urutan film tersebut..dan mungkin ini terjadi pada setiap warga yang dibesarkan pada zaman itu..
Bagi yang penasaran bagaimana jalan cerita film yang mengisahkan Kesaktian Pancasila..silahkan dilihat dibawah ini..
Waktunya belajar lagi dari pengalaman..
Saat ini nilai tukar dolar telah mendekati angka Rp. 15.000,- atau tepatnya Rp. 14.680,- ini tentu berimbas pada segala hal.
Ancaman PHK, Kenaikan harga Sembako, Naiknya seluruh biaya dari Listrik, Gas, Air, Perumahan, Tiket dan lain-lain.
Diakui atau tidak, disiarkan Media atau tidak, pada kenyataan terjadi peningkatan kejahatan, entah perampokan, penjambretan, pembegalan, pembunuhan, korupsi semakin akut, narkoba semakin menggila.
Masalah sepele bisa berujung nyawa..

Yap..semoga dengan momentum Kesaktian Pancasila ini menjadi tonggak bergeraknya bangsa menuju kemakmuran rakyat dan keadilan bagi seluruh warga Indonesia.
Pancasila merupakan dasar negara yang telah ditetapkan sejak Indonesia merdeka. Oleh karena itu, pancasila dijadikan sebagi falsafah atau pandangan hidup bagi seluruh bangsa Indonesia. Dengan adanya pancasila, Indonesia dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berpedoman pada landasan idiil Indonesia yaitu Pancasila. Jika kita memperhatikan lambang pancasila dan butir– butir yang terkandung dalam pancasila, dapat disimpulkan bahwa setiap bangsa mempunyai kepribadian dan butir– butir pancasila itulah yang merupakan pencerminan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga Indonesia dapat dibedakan dengan bangsa lain karena ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Walaupun sejak dulu bangsa Indonesia telah berinteraksi dengan berbagai peradaban dan kebudayaan bangsa lain, tetapi kepribadian Indonesia tetap hidup dan berkembang.

Ideologi Komunis
 -Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.yang paling utama pula Komunis sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya sehingga Komunis juga disebut anti liberalisme.Parahnya Komunis sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis.
Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

Ideologi Liberal
Ajaran liberal bertitik tolak dari paham individualisme (perorangan) yang mendasarkan hak dan kebebasan individu, yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat di ganggu siapapun. Paham liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kewajibannnya terhadap masyarakat. Pancasila adalah paham integralistik atau kekeluargaan sehingga menolak individualisme.

Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki berbagai perbedaan dengan sistem ideologi liberal dan komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak individu maupun masyarakat baik dibidang ekonomi maupun dibidang politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektif maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan bukan semata politik seperti ideologi komunis tapi juga ekonomi dalam sistem liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan namun kebebasan individu.

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok religi terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966. Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kronologis adanya hari kesaktian pancasila maka perlu kita mengatahui siapakah PKI itu dan apakah sebenarnya Gerakan 30 September itu....????

Partai Komunis Indonesia ( PKI )

Gerakan Awal PKI
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda . Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun. ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia.

Pembentukan Partai Komunis
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya, terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen diangkat sebagai ketua partai. PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920.Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pemberontakan 1926
Pada November 1926, PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatera Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kampung tahanan di Papua. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.

Peristiwa Madiun 1948
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik  Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki. Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta. Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat. Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di Moskow, Uni Soviet. Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawannya meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekkan kepemimpinan Soekarno-Hatta. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. Tujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan Polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Bangkit kembali
Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya. Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Aidit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Nyoto dan Sakirman, menguasai pimpinan partai pada 1951. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165.000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959 . Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan militan, yang diikuti oleh tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah tanah untuk sementara waktu.
Pemilu 1955
Pada Pemilu 1955, PKI menempati tempat ke empat di Konstituante. Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di beberapa kota. Pada September 1957, Masjumi secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang. Pada 3 Desember 1957, serikat-serikat buruh yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional. Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya koreksi terhadap kebijakan Sukarno yang mulai condong ke timur di kalangan militer dan politik sayap kanan. Mereka juga menuntut agar pemerintah pusat konsisten dalam melaksanakan UUDS 1950, selain itu pembagian hasil bumi yang tidak merata antara pusat dan daerah menjadi pemicu. Gerakan yang berbasis di Sumatera dan Sulawesi, mengumumkan pada 15 Februari 1958 telah terbentuk  Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan yang disebut  revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya Soekarno untuk memadamkan gerakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat. Gerakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan.
Pada 1959, militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI. Namun demikian, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal dan Presiden Soekarno sendiri memberi angin pada komunis dalam sambutannya.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Soekarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan`NASAKOM
Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah. Salah satu hal yang sangat aneh yang dilakukan PKI adalah dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan petani, kemungkinan besar PKI ingin mempunyai semacam militer partai seperti Partai Komunis Cina dan Nazi dengan SS nya. Hal inilah yang membuat  TNI AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI dengan "tentaranya".

ANGKATAN KELIMA
Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965. PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezim Demokrasi Terpimpin dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini. Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha menghindari bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI mementingkan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat. Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk membuat "massa tentara" subyek karya-karya mereka. Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ratusan ribu petani bergerak merampas tanah dari para tuan tanah besar. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Untuk mencegah berkembangnya konfrontasi revolusioner itu, PKI mengimbau semua pendukungnya untuk mencegah pertentangan menggunakan kekerasan terhadap para pemilik tanah dan untuk meningkatkan kerjasama dengan unsur-unsur lain, termasuk angkatan bersenjata. Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik AS. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet. Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat". Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis". Rejim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM. Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rejim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk memecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.

GERAKAN 30 SEPTEMBER
Pengertian
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI,G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Latar Belakang terjadinya gerakan 30 september
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara polisi dan para pemilik tanah. Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. ( Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya)

Isu sakitnya Bung Karno
Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila Bung Karno meninggal dunia. Namun menurut Subandrio, Aidit tahu persis bahwa Bung Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan merupakan alasan PKI melakukan tindakan tersebut.

Isu masalah tanah dan bagi hasil
Pada tahun 1960 keluarlah Undang-Undang Pokok Agraria (UU Pokok Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UU Bagi Hasil) yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria yang dibentuk pada tahun 1948. Panitia Agraria yang menghasilkan UUPA terdiri dari wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10 kekuatan partai politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun pelaksanaan di daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian massa pengikutnya dengan melibatkan backing aparat keamanan. Peristiwa yang menonjol dalam rangka ini antara lain peristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan peristiwa di Klaten yang disebut sebagai ‘aksi sepihak’ dan kemudian digunakan sebagai dalih oleh militer untuk membersihkannya. Keributan antara PKI dan Islam (tidak hanya NU, tapi juga dengan Persis dan Muhammadiyah) itu pada dasarnya terjadi di hampir semua tempat di Indonesia, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan di propinsi-propinsi lain juga terjadi hal demikian, PKI di beberapa tempat bahkan sudah mengancam kyai-kyai bahwa mereka akan disembelih setelah tanggal 30 September 1965 (hal ini membuktikan bahwa seluruh elemen PKI mengetahui rencana kudeta 30 September tersebut ).

Faktor Malaysia
Negara malaysia adalah salah satu faktor penting dalam insiden ini. Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan salah satu penyebab kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para tentara yang menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan penculikan petinggi Angkatan Darat.
Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman Perdana Menteri Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak  lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "Ganyang Malaysia" kepada negara. Perintah Soekarno kepada Angkatan Darat untuk“mengganyang Malaysia" ditanggapi dengan dingin oleh para jenderal pada saat itu. Di satu pihak Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan dengan skala tersebut, sedangkan di pihak lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat  A.H. Nasution setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia. Akhirnya para pemimpin Angkatan Darat memilih untuk berperang setengah hati di Kalimantan. Mengetahui bahwa tentara Indonesia tidak mendukungnya, Soekarno merasa kecewa dan berbalik mencari dukungan PKI untuk melampiaskan amarahnya kepada Malaysia. Di pihak PKI, mereka menjadi pendukung terbesar gerakan "ganyang Malaysia" yang mereka anggap sebagai antek Inggris, antek  nekolim. PKI juga memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungan mereka sendiri, jadi motif PKI untuk mendukung kebijakan Soekarno tidak sepenuhnya idealis. Pada saat PKI memperoleh angin segar, justru para penentangnyalah yang menghadapi keadaan yang buruk; mereka melihat posisi PKI yang semakin menguat sebagai suatu ancaman, ditambah hubungan internasional PKI dengan Partai Komunis sedunia, khususnya dengan adanya poros Jakarta-Beijing-Moskow-Pyongyang-Phnom Penh. Soekarno juga mengetahui hal ini, namun ia memutuskan untuk mendiamkannya karena ia masih ingin meminjam kekuatan PKI untuk konfrontasi yang sedang berlangsung, karena posisi Indonesia yang melemah di lingkungan internasional sejak keluarnya Indonesia dari PBB (20 Januari 1965). Dari pihak Angkatan Darat, perpecahan internal yang terjadi mulai mencuat ketika banyak tentara yang kebanyakan dari Divisi Diponegoro yang kesal serta kecewa kepada sikap petinggi Angkatan Darat yang takut kepada Malaysia, berperang hanya dengan setengah hati, dan berkhianat terhadap misi yang diberikan Soekarno. Mereka memutuskan untuk berhubungan dengan orang-orang dari PKI untuk membersihkan tubuh Angkatan Darat dari para jenderal ini.

Faktor ekonomi
Ekonomi masyarakat Indonesia pada waktu itu yang sangat rendah mengakibatkan dukungan rakyat kepada Soekarno (dan PKI) meluntur. Mereka tidak sepenuhnya menyetujui kebijakan "ganyang Malaysia" yang dianggap akan semakin memperparah keadaan Indonesia. Inflasi yang mencapai 650% membuat harga makanan melambung tinggi, rakyat kelaparan dan terpaksa harus antri beras, minyak, gula, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Beberapa faktor yang berperan kenaikan harga ini adalah keputusan Suharto-Nasution untuk menaikkan gaji para tentara 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tionghoa yang menyebabkan mereka kabur. Sebagai akibat dari inflasi tersebut, hidup rakyat indonesia banyak yang begitu menderita .Faktor ekonomi ini menjadi salah satu sebab kemarahan rakyat atas pembunuhan keenam jenderal tersebut, yang berakibat adanya backlash terhadap PKI dan pembantaian orang-orang yang dituduh anggota PKI di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta tempat-tempat lainnya.

PERISTIWA YANG TERJADI

Isu Dewan Jenderal
Pada saat-saat genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal, yang mengungkapkan bahwa para petinggi Angkatan Darat tidak puas terhadap Sukarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili. Namun secara tak terduga, dalam operasi penangkapan tersebut para jenderal tersebut terbunuh.

Isu Dokumen Gilchrist
Dokumen Gilchrist diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia, Andrew Gilchrist. Beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Dokumen ini oleh beberapa pihak dianggap pemalsuan. Di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB Rusia, dokumen ini menyebutkan adanya "Teman Tentara Lokal Kita" yang mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat. Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberi daftar nama anggota PKI kepada tentara untuk "ditindaklanjuti".

Isu Keterlibatan Soeharto
Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan/peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa dielaborasi adalah pertemuan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (pada zaman itu jabatan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat tidak membawahi pasukan, berbeda dengan sekarang) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.

PERISTIWA TANGGAL 30 SEPTEMBER 1965
Lewat tengah malam tanggal 30 september 1965 terjadi kesibukan di pinggiran kota, di desa Lubang Buaya, kompleks Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Berkumpul aktivis utama Gerakan 30 September ; Letkol Untung, Brigjen Supardjo, Kolonel Latief (AD). Letkol Heru Atmodj, Mayor Sujono dan Mayor Gatot Sukrisno (AU). Aidit dan Sjam (PKI). Satu batalyon Cakrabirawa, batalyon Raider 454 Diponegoro, batalyon Raider 530 Brawijaya, dua peleton brigade Latief, pasukan darat AU, unsure-unsur Pemuda Rakyat dan Gerwani. komandan Batalyon pasukan pengawal istana Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung menggerakkan pasukannya untuk menculik beberapa perwira tinggi AD yakni Men. Pangad Letjen Ahmad Yani, Mayjen Haryono M.T., Mayjen S.Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomihardjo Dan Menko Hankam/Kasad Jenderal a.h. Nasution. Jendral nasution.

PERISTIWA TANGGAL 1 OKTOBER 1965
Dini hari : tujuh regu yang terutama terdiri dari prajurit Cakrabirawa dan sejumlah kecil sukarelawan Pemuda Rakyat mendatangi rumah 7 perwira AD, dengan perintah menangkap dan membawanya ke Halim. (Yani, Harjono dan Panjaitan dibunuh dirumahnya karena melawan, Suprato, Parman dan Sutoyo dibawa ke Halim dalam keadaan hidup, Nasution mampu meloloskan diri). Dalam waktu yang bersamaan batalyon raider menduduki Lapangan Merdeka, menguasai istana Presiden, gedung RRI dan pusat Telkom dan Bangunan Tugu Nasional.
05.30 : Suharto dibangunkan tetangganya Mashuri, memberi tahu “kejadian yang luar biasa terjadi di rumah Nasution dan Panjaitan”.
 06.30 : Suharto di markas Kostrad, Umar menelpon menyampaikan beberapa informasi dan mendesak Suharto sementara memegang komando atas AD.
07.15 : Pihak pemberontak mengumumkan melalui RRI bahwa Gerakan 30 September adalah suatu kelompok militer yang telah bertindak untuk melindungi Sukarno dari kudeta yang direncanakan oleh suatu dewan yang terdiri atas jendral-jendral yang korup dan menjadi kaki tangan CIA.
09.00 : Dari rumah istri ketiganya Ratna Sari Dewi, Sukarno menuju istana kepresidenan, tetapi membelokkan arah perjalanannya ke Halim setelah mendapat laporan ada pasukan tak dikenal di Lapangan Merdeka. Tiba di Halim ia disambut Omar Dhani dan tokoh pemberontak lainnya. Di Halim presiden kemudian memanggil panglima 4 angkatan guna mengadakan konsultasi.
11.00 : Gerakan 30 September kembali menyiarkan pengumuman di RRI bahwa ; telah
dibentuk sebuah Dewan Revolusi yang akan “ merupakan sumber segala kekuasaan dalam Republik Indonesia”.
14.00 : Para prajurit dua batalyon raider yang menduduki Lapangan Merdeka kepanasan, lelah, lapar dan haus. Para pemimpin kudeta tidak mengirim perbekalan. Suharto membujuk supaya pasukan Brawijaya datang ke markas Kostrad.
16.00 : Sukarno memanggil Umar dan Pranoto untuk datang ke Halim, tetapi Suharto melarang 2 jendral ini pergi. Sukarno kemudian menyusun sebuah pernyataan bahwa dia sendiri mengambil alih pimpinan AD. Batalyon raiders Brawijaya bergabung ke Kostrad. Batalyon raider Diponegoro mundur ke Halim. Suharto kembali menguasai pusat Jakarta tanpa tembakan peluru. Ketika Martadinata tiba di RRI untuk menyiarkan pernyataan Sukarno, RRI sudah diambil alih dan Suharto melarang penyiarannya.
19.30 : Setelah seharian sembunyi Nasution akhirnya bergabung di Kostrad. Sukarno mengirim Bambang Widjonarko untuk menjemput Pranoto ke Halim. Suharto melarang Pranoto dan berpesan kepada Bambang supaya mengusahakan agar presiden meninggalkan Halim karena pasukan Kostrad akan merebut pangkalan udara itu dengan kekerasan.
20.15 : Dinas penerangan AD menyiarkan pengumuman di RRI bahwa ;
suatu “gerakan kontra revolusi” telah menculik Yani dan 5 jendral lainnya. Pimpinan AD sementara waktu dipegang oleh
Suharto dan presiden serta jendral Nasution dalam keadaan aman.
22.00 : Sukarno meninggalkan Halim menuju istana Bogor. Aidit meninggalkan Halim menuju Jawa Tengah. Omar Dhani terbang ke Madiun. Untung meninggalkan pasukannya dan sembunyi di Jakarta.
Tengah Malam : Pemberontakan yang aneh itu berakhir dan sebuah drama besar mulai mengawali kisahnya.

KORBAN
Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
  1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
  2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
  3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
  4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
  5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
  6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
  1. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)
  2. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
  3. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf  Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

KRONOLOGIS PENUMPASAN PKI
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.

Tanggal 2 Oktober 1965, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pikul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI.

Tanggal 3 Oktober 1965 Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian perwira TNI AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G 30 S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa para perwira TNI AD tersebut dibawah ke Lubang Buaya.
Karena daerah terebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut. Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira– kira 12 meter kemudian di timbun dengan sampah kering, batang pohon pisang, daun singkong dan tanah secara berselang seling, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.

Tanggal 4 Oktober 1965, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 3 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO– AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI– AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum wafat. Lubang buaya telah menggoncangkan sendi-sendi susila bangsa indonesia. Bukan hanya para Pahlawan Revolusi yang teraniaya di Lubang Buaya menurut perasaan rakyat, melainkan kepribadian Indonesia itu sendiri yang telah di injak-injak dan dilemparkan ke dalam sumur tua yang dalam, gelap dan menjijikkan. Suatu peristiwa malapetaka bagi indonesia.

Tanggal 5 Oktober 1965, jenazah para perwira TNI– AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat.

Tanggal 6 Oktober 1965, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI– AD tersebut ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI adalah sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Dan Masihkah PKI hadir di Indonesia.?
Berikut buktinya :
Seperti dilansir Kompas (15/08/2015), daerah pertama adalah Kabupaten Pamekasan Jawa Timur. Di sini simbol PKI dibawa oleh peserta karnaval dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI. Mereka membawa gambar-gambar tokoh PKI seperti Aidit dalam pose terbakar lengkap dengan logo palu arit dan tulisan DIPO NUSANTARA AIDIT. Bahkan ada peserta yang membawa tulisan dengan kalimat 'Saya Anggota PKI'.

Tulisan diambil dari : https://www.academia.edu/8312812/MAKALAH_MAKNA_HARI_KESAKTIAN_PANCASILA.

Monday, 28 September 2015

Mengenal Diri Sendiri dengan Analisa Tulisan Tangan

Puji dan syukur tidak henti kita lantunkan, kita pujikan kepada Tuhan Yang Maha Esa..
Sampai hari ini masih diberikan kesehatan, kekuatan, keimanan, rizki yang cukup, anak-anak yang sehat..
Semoga yang diberikan ujian sakit dan cobaan yang lain segera disembuhkan, segera dimudahkan dan mendapatkan pertolonganNya..
Semoga anak-anak kita yang Ujian Tengah Semester (UTS) hari ini diberikan kelancaran dan mendapat hasil yang maksimal..
Tidak lupa pula Semoga rekan-rekan kita yang melaksanakan tugas, yang deket, yang jauh, yang ngawal, yang matwil, yang di Kesatuan diberikan keselamatan, kesuksesan dan keberkahan harta yang didapatkan..

Betapa cepatnya hari berganti hari..
Bulan berganti bulan..
Dan tahun pun juga beberapa bulan lagi akan berganti..
Dan tahukah anda..kita hanya disini..disini saja hehe...

Pagi ini, belum ada postingan baru, Repost aja membahas analisa tulisan tangan yang dulu..dulu banget telah diterbitkan..
Semoga bermanfaat..
Pernah mendengar kata Grafologi.?
Beberapa waktu lalu Bapak Bayu Ludvianto, Trainer Grafologi diundang khusus ke Satuan I Gegana, untuk menularkan ilmu analisa tulisan tangan. Nah..sebenarnya apa sih Grafology..?
Ilmu ini telah diserap oleh kebanyakan anggota Den A, hmmm...diem-diem aja nih, yang tentu akan digunakan sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan penyelidikan, penyidikan dan lain-lain. Namun pemirsa...tidak ada salahnya kita pun belajar, siapa tahu satu saat ada rotasi menjadi anggota Den A atau mutasi wilayah menjadi personel intel dan atau reserse. Dan bisa juga dipakai sebagai bahan koreksi terhadap diri sendiri, seperti apakah sebenarnya gue ini.? Sudah bener kagak.? Atau selama ini tipu-tipu pada diri sendiri.? Juga untuk menganalisa anak-anak kita yang sedang dalam proses pembelajaran mencapai kedewasaan, dengan mengerti kepribadiannya maka akan lebih mudah untuk memberikan arahan dan bimbingan.
Karena ini merupakan ilmu langka dan diajarkan oleh trainer, tentu saja yang diberikan kemarin tidak bisa dishare secara luas karena harus mendapatkan izin dari sang trainer, so setelah bolak-balik buka eyang kakung google akhirnya ketemu juga yang dishare secara terbuka. (Link Website ada di akhir tulisan ini)
Ya sudahlah daripada banyak omong nih,,kita langsung saja pada pokoknya..
Bagaimana bentuk dari huruf dan kata yang Anda tulis dapat memberitahukan bagaimana karakter kepribadian yang Anda miliki, hal ini dikenal dengan grafologi (graphology). Grafologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari mengenai tulisan tangan.
Untuk membaca kepribadian dan karakter seseorang dengan lebih efektif, subjek disarankan menulis menggunakan tulisan sambung walaupun jika ia biasanya menggunakan tulisan cetak. Berikut cara membaca kepribadian seseorang dari tulisan tangan.

CARA KERJA
Pada saat menganalisis kepribadian seseorang berdasarkan tulisan tangannya, pertama Anda harus melihat gaya penulisan secara umum, serupa dengan gambar. Setelah itu, kategorikan berdasarkan karakter-karakter yang terlihat.
Sama halnya dengan karakter manusia yang unik untuk setiap orangnya, penulisan juga tentu memiliki keunikannya tersendiri. Tahap berikutnya adalah menentukan tingkat emosional yang ada di tulisan tersebut. Sebagai contoh pada saat seseorang menulis kata "hitam", seberapa besar-kah tekanan yang diberikan ke penulisan tersebut dan sebagainya.
Penulis yang penulisannya menggunakan tenaga atau penekanan lebih biasanya memiliki vitalitas dan pengalaman emosional yang bertahan lama. Sedangkan yang penekanannya biasa saja, memiliki vitalitas dan pengalaman emosional yang standar (cukup untuk 1 hari). Jika penekannya lemah, maka orang tersebut akan menggunakan energi mereka seminimal mungkin dan berusaha menghindari situasi yang membutuhkan tenaga.

TINGKAT KEMIRINGAN
Lihat tingkat kemiringan dari penulisan huruf, tingkat kemiringan ini merupakan cermin emosional mereka.
MIRING KE KANAN
Ini menandakan bahwa orang tersebut menangani sebuah situasi dengan pengaruh emosi. Mereka juga terbuka dan suka bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya.
MIRING KE KIRI
Orang dengan gaya penulisan yang miring ke kiri suka menjaga emosi mereka pada semua situasi, dan mereka sering dilihat sebagai orang yang dingin dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi jika orang dengan gaya penulisan ini menulis dengan tangan kanan, maka  itu berarti orang tersebut memiliki sifat suka memberontak.
TIDAK MIRING
Jika gaya penulisan seseorang sama sekali tidak miring, ini berarti mereka lebih menggunakan logika dibandingkan emosi mereka dalam menangani sebuah situasi. Tetapi mereka tetap mempunyai reaksi emosional yang tinggi terhadap lingkungan sekitar mereka.

SPASI ANTAR KATA
Besarnya spasi yang digunakan antara kata-kata dalam penulisan menunjukkan tingkat kenyamanan pada saat berkomunikasi.
UKURAN SPASI KECIL
Menunjukkan bahwa Anda adalah orang dengan keinginan komunikasi yang tinggi dan tidak takut untuk menunjukkannya secara fisikal.
UKURAN SPASI BESAR
Jika ukuran spasi antara kata cukup besar maka hal itu menandakan bahwa Anda adalah orang yang membutuhkan ruang tersendiri dalam komunikasi dan tidak ingin terlalu dekat dengan orang.

UKURAN TULISAN
Ukuran dari tulisan tangan menentukan bagaimana seseorang melihat diri mereka dari sudut pandang mereka sendiri dan tingkat konsentrasi mereka.
BESAR
Orang tersebut mempunyai kepribadian yang ramah dan memandang diri mereka sendiri sebagai orang dengan kepribadian kuat. Mereka biasanya tidak dapat fokus kepada satu hal terlalu lama dan lebih terlihat melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu.
KECIL
Memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi dan sangat perhatian dengan detail kecil. Tetapi biasanya mereka lebih pemalu dan introvert pada kepribadiannya, dimana mereka memandang diri mereka sendiri sebagai orang dengan kepribadian yang pemalu.
BIASA
Merupakan orang yang gampang beradaptasi dengan situasi apapun karena kepribadiannya yang fleksibel. Tingkat konsentrasi orang ini dapat dikatakan cukup baik, tetapi mereka juga dapat teralihkan dengan mudah.

ARAH TULISAN
Untuk menilai kepribadian seseorang dari tulisan tangan, lebih baik orang tersebut menulis di kertas yang tidak bergaris. Hal ini untuk melihat bagaimana arah tulisan mereka, apakah menaik, menurun atau lurus. 
MENAIK/MENURUN
Jika menaik maka menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang positif, entusias dan berkeinginan kuat. Sedangkan jika menurun, menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang pesimis.
BERGELOMBANG
Terkadang, Anda mungkin pernah melihat bahwa gaya penulisan seseorang terkadang menaik terkadang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa mood orang tersebut gampang berubah. Tetapi memiliki sedikit gelombang pada awal penulisan sudah biasa, dan menunjukkan emosi yang seimbang.
LURUS
Seseorang yang menulis lurus menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi, dapat diandalkan dan tingkat emosional yang terjaga.

HURUF KAPITAL
Hubungan dan ukuran huruf kapital dengan huruf tidak kapital sesudahnya menggambarkan tingkat percaya diri yang dimiliki seseorang.
HURUF KAPITAL DENGAN UKURAN YANG BERBEDA JAUH DENGAN HURUF KECIL
Menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang dengan kepercayaan diri yang tinggi, semakin berbeda ukurannya maka semakin tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimilikinya. Bahkan dalam beberapa kasus, tingkat kepercayaan diri tersebut dapat dikatakan angkuh.
HURUF KAPITAL YANG BERUKURAN SAMA DENGAN HURUF KECIL
Menunjukkan orang tersebut adalah orang jujur dan rendah hati dengan tingkat kepercayaan diri yang biasa saja, tetapi jika dibandingkan dengan orang lain dapat terlihat lebih ke arah pemalu.

LINGKARAN
Lihat lingkaran yang terdapat pada saat seseorang menulis huruf L dan E, ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan diri mereka.
LINGKARAN DI HURUF L KECIL
Orang yang memiliki gaya penulisan ini suka mengekang diri mereka sendiri dalam mengekspresikan diri mereka. Hal ini menandakan bahwa mereka suka melihat dan menilai situasi sebelum mengekspresikan diri mereka.
LINGKARAN DI HURUF L BESAR
Merupakan orang yang spontan dan santai, terlihat mudah dalam mengekspresikan diri mereka sendiri.
LINGKARAN DI HURUF E KECIL
Biasanya orang dengan lingkaran kecil pada huruf e akan lebih curigaan dan tidak dapat dipengaruhi dalam argumen yang terkait atau berdasar pada emosi. 
LINGKARAN DI HURUF E BESAR
Hal ini menandakan mereka sangatlah terbuka dan suka menikmati hal-hal baru dalam hidup mereka.

GAYA PENULISAN HURUF S
Bagaimana seseoran menulis huruf s dapat memberikan pengetahuan yang berbeda-beda atas kepribadian seseorang.
TERLIHAT BULAT
Ini menunjukkan orang tersebut suka menghindari konflik, suka berkompromi dan berusaha menyenangi orang-orang di sekitarnya.
TAJAM KE ATAS
Intelektual dan senang mempelajari hal-hal yang baru. Semakin tinggi dan tajam huruf s yang dimiliki, maka semakin menunjukkan seberapa ambisius orang tersebut.
MEMILIKI LINGKARAN YANG TERLIHAT JELAS DI BAWAH
Orang yang huruf S-nya memiliki lingkaran yang terlihat jelas di bawah menunjukkan orang tersebut jarang mengikuti keinginan mereka sendiri, dimana mereka bertindak karena situasi yang dihadapi.
--
Sekilas mengenai cara membaca kepribadian seseorang dari tulisan tangannya, poin-poin di atas hanyalah sedikit dari ilmu grafologi yang ada. Seperti yang telah sering dikatakan terkait atas menilai kepribadian seseorang, setiap manusia itu unik dan penilaian di atas mungkin hanya dapat dipraktikkan secara general tidak benar-benar menunjukkan karakter orang tersebut secara detail.

Pada saat seseorang menulis, ia secara tidak sadar mengindikasikan banyak hal mengenai dirinya bahkan dikatakan dari sebuah tulisan tangan dapat diketahui sekitar 5.000 kepribadian yang berbeda. Bahkan dalam bidang medis, penulisan itu juga dapat membantu diagnosa dan mengetahui berbagai penyakit serta pola hidup.

Spasi pinggiran bidang dan tulisan

Spasi antara pinggiran kiri kertas
Biasanya orang yang saat menulis memberikan spasi agak jauh antara pinggiran kertas dan tulisannya, adalah seseorang yang suka melihat ke arah masa lalu dan sulit melepaskan suatu hal.
Tidak menentu
Apabila si subjek tidak memiliki spasi antara pinggiran kertas atau spasi pinggiran kertas tidak menentu, maka itu menandakan bahwa subjek adalah orang yang tidak dapat diam dan relaks. Pikirannya penuh akan banyak hal.
Spasi antara pinggiran kanan kertas
Seseorang yang saat menulis memberikan spasi agak jauh di pinggiran kanan kertas menandakan bahwa ia adalah orang yang takut akan sesuatu yang tidak pasti dan selalu khawatir akan apa yang terjadi ke depannya.

Tekanan tulisan


Penekanan kuat
Seseorang yang saat menulis terlihat selalu menulis segala sesuatu dengan tekanan yang kuat menandakan bahwa orang terkait adalah seseorang yang memiliki komitmen tinggi dan selalu serius akan segala sesuatu. Namun apabila tekanan tersebut terlihat terlalu kuat, maka itu malah menandakan orang terkait adalah seseorang yang tidak bisa relaks dan sensitif.
Penekanan ringan
Tulisan tangan yang tidak memiliki tekanan kuat alias hanya menggunakan sedikit tekanan saat menulis (tipis) mendeskripsikan orang yang sensitif dan suka berempati namun juga tidak suka menghabiskan tenaga dalam hidupnya.

Kecepatan Penulisan


Cepat
Jika seseorang suka menulis dengan cepat maka itu menandakan dirinya adalah orang yang tidak sabaran dan tidak suka menghabiskan waktu.
Lambat
Orang yang saat menulis terlihat lambat adalah orang yang terorganisir, selalu menaati prosedur, dan mengandalkan dirinya sendiri.

Titik di Huruf i


Jauh di atas i
Apabila seseorang menitikkan i jauh di atasnya maka itu dapat menandakan bahwa ia memiliki imajinasi yang baik bahkan sangat kuat.
Tepat di atas i
Orang terkait adalah seseorang yang berorientasi detail, terorganisasi, dan sangatlah suka berempati akan segala hal yang ia katakan.
Di kiri i
Menandakan bahwa si subjek adalah orang yang suka menunda-nunda.
Menggunakan garis
Terkadang saat seseorang menitikkan huruf i-nya, ia malah menggambar garis di atas huruf i bukan titik. Itu menandakan orang terkait adalah seseorang yang kritis, tidak sabar akan kekurangan, atau juga tidak belajar dari kesalahannya.
Menggunakan lingkaran
Titik di atas i memang sangat mudah dibuat hanya dengan menitikkan pena atau alat tulis Anda saja, tapi beberapa orang memilih untuk menggambar lingkaran di atas huruf i. Itu menggambarkan seseorang yang visionary namun juga kekanak-kanakkan.

Bentuk Huruf


Bulat
Apabila tulisan tangan seseorang terlihat bulat maka itu dapat menandakan bahwa orang tersebut adalah seseorang yang kreatif dan artistik.
Runcing
Seseorang yang penulisan hurufnya terlihat lancip menandakan ia memiliki karakter yang agresif, bersemangat, pintar, dan juga berani.
Huruf Sambung
Dalam grafologi, memang disarankan seseorang untuk menulis dengan tulisan sambung namun apabila pada dasarnya ia memang suka melakukan tulisan sambung maka itu menandakan ia adalah seseorang yang logis, sistematis, dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Menggariskan huruf t


Benar-benar di atas huruf T
Menggambarkan seseorang yang ambisius, optimis, dan mempunyai harga diri yang tinggi akan dirinya sendiri.
Tepat di tengah huruf t
Seseorang dengan penulisan huruf t seperti ini adalah seseorang yang percaya diri dan selalu nyaman akan dirinya sendiri tanpa perlu berangan-angan membayangkan dirinya sebagai orang lain.
Garis yang panjang
Apabila penulisan garis huruf t terlihat cukup panjang, maka itu menggambarkan seseorang yang memiliki tekad kuat dan entusias. Namun juga orang terkait adalah seseorang yang keras kepala dan susah melepaskan suatu hal.
Garis yang pendek
Jika garis di huruf t terlihat sangat pendek maka orang terkait adalah seseorang yang malas dan tidak memiliki tekad kuat.

Huruf o


O yang terbuka
Huruf o yang tidak tertutup sepenuhnya menandakan bahwa si subjek adalah seseorang yang suka bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik. Biasanya orang dengan tulisan tangan seperti ini adalah orang yang ekstrovert.
O yang tertutup
Menggambarkan seseorang yang sangat menjaga privasinya, tertutup, tidak suka mengekspresikan perasaannya, dan introvert.

Tanda Tangan

Tidak jelas
Tanda tangan yang tidak jelas bentuk ataupun arti dari tanda tangan tersebut menandakan seseorang yang sangat tertutup. Orang lain tidak akan dapat dengan mudah mengerti apa yang Anda pikirkan.

Sangat jelas
Di sisi lain, seseorang yang tanda tangannya jelas menandakan dirinya adalah seseorang yang percaya diri, nyaman akan dirinya sendiri, dan tidak perlu berpura-pura menjadi orang yang bukan dirinya sendiri.
Sumber gambar dan informasi di atas didapatkan dari infografik visual.ly.

1. Tanda tangan dibuat mirip dengan nama
Bentuk tanda tangan memang bermacam-macam. Ada yang sengaja menuliskan namanya dengan jelas, namun ada pula yang hanya menggunakan inisial atau garis-garis yang tak terbaca. Jika seseorang menuliskan tanda tangan dengan nama yang jelas terbaca, hal ini menandakan bahwa dirinya punya rasa percaya diri yang tinggi. Selain itu, dia pun cenderung ekspresif, spontan, dan senang dengan pujian.
2. Tingkat kemiringan
Untuk menentukan karakter seseorang, sebuah tanda tangan harus diamati dengan detail. Soal kemiringan misalnya, tanda tangan yang miring ke kiri menunjukkan sikap yang lebih tertutup. Sebaliknya, jika tanda tangan condong miring ke ke kanan berarti orang tersebut memiliki sikap yang terbuka. Selain itu, tanda tangan yang tegak berarti pandai menempatkan emosi atau stabil.
3. Penggunaan garis bawah
Beberapa orang memilih mengunakan garis bawah pada tanda tangannya, tapi sebagian yang lain tidak menggunakannya. Dalam interpretasi tanda tangan, garis bawah menunjukkan optimisme dalam hidup. Sementara, orang yang memilih tidak memakai garis bawah punya kecenderungan keras kepala, tapi punya sifat ekonomis dan peduli pada lingkungan.
4. Ukuran tanda tangan
Ukuran tanda tangan adalah yang paling bisa menjelaskan tentang karakter seseorang. Orang yang punya tanda tangan berukuran besar cenderung punya harapan-harapan besar, bangga pada diri sendiri, dan optimis. Sedangkan mereka yang ukuran tanda tangannya kecil biasanya tertutup, rumit, dan menyimpan banyak misteri tentang dirinya.
5. Penggunaan dekorasi atau hiasan
Pembubuhan hiasan berupa lingkaran, tanda hati, atau bintang seringkali muncul dalam tanda tangan. Penggunaan hiasan atau dekorasi ini menandakan bahwa seseorang yang menuliskannya memang ingin mencari perhatian atau butuh diperhatikan. Namun, tanda-tanda ini juga bisa menunjukkan sikap kurang percaya diri atau gambaran sikap pesimis.
Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu sudah bisa mebaca karakter di balik tanda tanganmu sendiri atau tanda tangan teman-temanmu, Sobat?