Alkisah di zaman dahulu ada
seorang ahli ibadah yang bernama Bashisha. Ia dikenal sebagai ahli ibadah yang
tekun dan tidak mengenal lelah. Seluruh waktunya ia curahkan untuk beribadah
kepada Allah. Dan memang hal ini dibenarkan oleh ajaran agamanya. Ia juga dikenal
sebagai orang yang baik dan terpuji di masyarakatnya. Banyak sekali orang yang
datang kepadanya untuk meminta petuah dan nasehat agar mereka terbebas dari
kesusahan dan derita. Karena konon orang suci seperti Bashisha banyak
mendapatkan karamah yang dapat digunakan untuk kebaikan bersama.
Namun Iblis adalah makhluk yang
paling benci kepada orang yang melakukan ruku' dan sujud. Melihat hal itu hati
Iblis mendidih panas. Segala upaya kemudian ia lakukan untuk menggoda sang ahli
ibadah, tapi sang ahli ibadah tetap bertahan pada ketaatannya. Ia tetap melakukan
ibadah siang dan malam.
Syahdan, pada suatu hari terdapat
empat saudara yang tinggal tak jauh dari tempat tinggal Bashisha. Empat saudara
itu terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan. Suatu hari ketiga laki-laki
tersebut mendapat panggilan untuk mengikuti jihad fi sabilillah (berperang di
jalan Allah). Dan ketiganya merasa terpanggil untuk berangkat ke medan laga.
Namun timbul persoalan bagaimana dengan adik perempuan mereka satu-satunya itu
yang harus mereka tinggalkan?
Akhirnya tiga laki-laki ini
sepakat untuk menitipkan saudara perempuan satu-satunya tersebut kapada ahli
ibadah suci Bashisha. Kemudian mereka bertiga mendatangi Bashisha di rumahnya.
Ketiganya lalu terlibat percakapan dengan sang ahli ibadah.
"Wahai ahli ibadah suci
Bashisha, kami bertiga terpanggil untuk jihad fi sabilillah, tapi kami
mempunyai satu saudara perempuan dan kami bermaksud menitipkannya kepada tuan ahli
ibadah," pinta mereka. "Maaf saya tidak mampu. Tolong titipkan saja
kepada orang lain," jawab sang ahli ibadah. "Kami telah mencari orang di seluruh wilayah ini
yang patut dan aman untuk menjaga saudari kami ini, dan pilihan kami tidak lain
adalah tuan ahli ibadah, maka mohon jangan di tolak permintaan kami ini."
Awalnya ahli ibadah Bashisha amat
berat menerima permohonan ini, tetapi dikarenakan iba dan rasa baik hatinya,
dengan niat menolong orang lain, maka amanat itu pun diterima semampunya.
"Kalau begitu, permohonan
kalian saya terima, dan wanita itu akan saya tempatkan dalam kuil kecil,
disamping kuil saya. Mudah-mudahan terpelihara, karena tidak ada orang yang
dapat masuk kuil itu tanpa seizin saya," jelas ahli ibadah. Mendengar
permohonan mereka dikabulkan, senanglah hati ketiga pemuda tersebut. Dan dengan
penuh kepercayaan akan jaminan rasa aman, mereka pun bergegas pulang untuk
membawa sang adik menghadap ahli ibadah Bashisha.
Awalnya, Bashisha memang tidak
mempunyai perasaan apa-apa kecuali keikhlasan untuk menolong saja. Ia pun tetap
menjalankan rutinitas ibadahnya dengan tekun sambil menjaga wanita itu.
Bashisha senantiasa manjaga dan mangawasi wanita itu dari dalam rumahnya.
Sementara si perermpuan ditempatkan di kuil kecil yang letaknya berdekatan
dengan kuilnya.
Iblis mulai mencium keadaan ini
dan seolah mempunyai semangat kembali untuk menjebak Bashisha. Iblis mulai
melancarkan aksinya. Akan tetapi segala bujuk dan rayunya tersebut untuk
sementara dapat ditangkis oleh Bashisha dengan penolakan superaktif, sehinggah
Iblis tambah jengkel dan kewalahan.
Tetapi memang telah menjadi sifat
Iblis pantang menyerah, karena mereka adalah jenis makhluk yang cukup lihai
melakukan serangan dari berbagai arah dengan menggunakan beribu jurus. Kali ini
mereka datang dengan membujuk ahli ibadah bukan dengan cara mengajak lagsung,
akan tetapi dengan bujukan halus yang seolah menunjukan kepada ahli ibadah tentang
rasa tanggungjawab yang besar setelah di beri amanah. Iblis terus-menerus
membisikan mantra-mantra bujuk rayunya ke dalam dada ahli ibadah.
Iblis :"Bukankah
ahli ibadah ini orang yang diberikan amanat, masa sudah sekian hari belum
melihat wanita itu?"
Ahli ibadah:"Ah,
dia kan wanita? saya tidak boleh melihatnya."
Iblis :"Melihat
yang dimaksud bukan dengan syahwat, tetapi melihat keadaan gadis tersebut. Masa
dititipi kok mengabaikan begitu saja?"
Ahli ibadah :"Benar,
saya harus bertanggungjawab. Saya harus melihat keadaannya, layak atau tidakkah
tempat itu untuk dia?"
Iblis : "Memang
orang yang memegang amanah harus tahu keadaan sesuatu yang diamanatkan
kepadanya. Ia tinggal di posisi mana? Bagaimana tempat tidurnya layak atau
tidakkah buatnya, dan lain-lain."
Bujukan Iblis mulai memenuhi
rongga dada sang ahli ibadah, dan tanpa sadar Bashisha mulai meninggalkan
kuilnya dan pergi untuk melihat kuil kecil, di mana terdapat wanita yang
dititipkan oleh para saudaranya kepada ahli ibadah itu.
Dag dig dug.... hati ahli ibadah
pun berdegub kencang, manakala semakin mendekati kuil kecil itu. Setelah sampai
di depan kuil, Sang ahli ibadah kemudian mengetuk pintu. Tok...tok...tok...
suara pintu diketuk oleh sang ahli ibadah. Pintu lalu di buka oleh sang wanita
yang ada di dalam. ketika pintu terbuka, kedua pasang mata tanpa sadar saling
bertabrakan.
Aneh, sejak peristiwa itu terjadi
ahli ibadah Bashisha menjadi sulit untuk melupakan wajah sang wanita. Memang
saat itu ia dengan cepat meninggalkan kuil kecil tersebut, dengan maksud untuk menghindari
bertatapan lama dengan wanita itu.
Namun Iblis memang makhluk yang
super licik, Ia kemudian menghembuskan terus-menerus di kepala Bashisha tentang
kecantikan dan kemolekan gadis yang baru saja dilihatnya. Angan-angan ahli
ibadah Bashisha melambung tinggi, Sehingga setiap malam ia menjadi sulit memejamkan
mata. Dia sulit tidur bukan karena berdoa atau berzikir kapada allah SWT, namun
dikarenakan membayangkan wajah sang gadis yang cantik dan tidak dapat dia
lupakan.
"Ha...ha....ha..., Iblis
mulai berteriak gembira, karena merasa mulai ada celah untuk menggoda ahli
ibadah yang dahulu sangat taat beribadah. Lantas Iblis pun berbisik kembali ke
hati Bashisha, "Hai ahli ibadah, bukankah engkau orang yang diamanati
untuk menjaga wanita itu. Tentunya engkau harus dapat menghiburnya, ajaklah dia
bercakap-cakap, jika perlu engkau harus tahu apa selera makanannya agar engkau
dapat menyajikan yang terbaik untuknya, ingat Bashisha.., ini Amanat
he...he..."
Dengan mudah bujukan halus itu
diterima kembali oleh Bashisha. Bahkan pedeta merasa tidak dibujuk, tapi solah
merasa diingatkan akan tanggungjawab dan amanat yang dipikulnya. Lalu setelah
melihat usahanya tidak sia-sia, Iblis terus menyusun tahap-tahap bujukan
selanjutnya.
Ahli ibadah jadi semakin sering
bertemu dengan wanita itu. karena sering bertemu dan bercakap-cakap, Pandangan
mata itu pun turun ke hati, dan lantas ..... ke farji. Hawa nafsu telah
benar-benar merasuki kedua umat manusia tersebut, sampai pada akhirnya keduanya
berbuat zina. Wanita itu pun lalu mengandung dan melahirkan anak.
Apakah sampai disini saja?
Ternyata tidak. Iblis akan terus menjerumuskan manusia sampai kesucian manusia
itu betul-betul hancur. Kemudian Iblis yang telah menguasai diri Bashisha
memberi gambaran dan perasaan takut pada Bashisha bahwa apabila perbuatannya itu diketahui
orang dan jika ketiga pemuda itu datang
mengambil saudara perempuanya, wanita itu kini telah melahirkan seorang bayi.
Perasaan takut ini terus merongrong sang ahli ibadah.
Sang ahli ibadah menjadi bingung,
Sehingga dengan mudah Iblis memasukan pikiran jahatnya. Ahli ibadah Bashisha
dibujuk untuk mengambil jalan pintas, " Bunuh saja wanita itu!"
Demikian perintah Iblis kapadanya. Bahkan Iblis telah menyiapkan argumen
untuknya apabila ketiga pemuda tersebut menanyakan saudaranya. "Katakan
saja kepada mereka bahwa Wanita itu telah mati. Bukankah kau orang yang dapat
dipercaya? pasti mereka akan mempercayainya!"
Tanpa pikir panjang sang ahli
ibadah melaksanakan apa yang telah direncanakan Iblis tersebut. Dia pun
membunuh perempuan itu beserta bayinya. Lantas mayatnya dikubur dalan satu
lubang yang ditutup dengan batu. Untuk sesaat ahli ibadah tersebut merasa lega.
Dugaan sang ahli ibadah ternyata
benar. Setelah jihad fi sabilillah usai. Ketiga pemuda tersebut menghadap ahli
ibadah untuk mengambil amanat yang dititipkan padanya. Namun dengan berpura-pura
menangis sedih, ahli ibadah menjawab bahwa perempuan yang dititipkan itu telah
mati menghadap Allah SWT. Ketiga pemuda itu percaya saja dengan cerita sang ahli
ibadah. Mereka pun ikut menangis sejadi-jadinya, dan mengucapkan inna lillahi
wa inna ilaihi raji'un.
Ketiga pemuda itu pulang dengan
perasaan sangat sedih. Karena dirundung kesedihan, dalam perjalanan pulang
ketiga pemuda tersebut tidak bercakap-cakap satu sama lain. Mereka semua
terdiam dan larut dalam perasaan sedih dan bersalah yang amat sangat.
Sesampainya di rumah, ketiga
pemuda itu tidur di tempat yang berlainan, tapi masih dalam satu rumah. Mereka
masih saling membisu. Belum ada percakapan dan komunikasi antara mereka.
Tiba-tiba salah seorang dari mereka terbangun dari tidur, Karena dia bermimpi
bahwa saudara perempuan mereka mati karena dibunuh oleh sang ahli ibadah dan
dikuburkan di lubang yang berada di dekat kuil.
Dia lalu menceritakan mimpinya
kepada salah satu saudaranya. Namun aneh, saudaranya juga mengalami mimpi yang
sama. Keanehan kembali terjadi ketika kedua saudara tersebut bercerita pada
saudaranya yang lain. Ternyata dia pun mengalami mimpi yang sama, yaitu adiknya
dibunuh oleh sang ahli ibadah dan jasadnya dikubur di dekat kuil.
Ketiga pemuda tersebut sepakat
untuk kembali ke rumah ahli ibadah dan langsung menuju ke lubang yang dicurigai
sesuai petunjuk mimpi mereka. Dan ketika batu yang menjadi tutup lubang
tersebut mereka buka bersama. Terlihat jasad wanita itu beserta bayinya sudah
dalam keadaan tidak bernyawa dan mengenaskan, isyarat mimpi mereka ternyata
benar.
Karena dibakar oleh kemarahan dan
dendam mereka pun lalu mencari sang ahli ibadah. Bashisha yang kedoknya telah
terbongkar menjadi bingung dan berusaha kabur. Dalam puncak kebingungan dan
kondisi terdesak ini sebetulnya Bashisha ingin bertaubat dan mengakhiri
perbuatan dosanya. Dia pun berusaha kembali beribadah dan mohon ampunan.
Namun dasar Iblis, ia adalah
makhluk yang licik yang mempunyai beribu jurus dan cara. Ia terus saja
merongrong doa dan ibadah Bashisha yang tidak lagi khusyuk. Dalam kondisi
terdesak seperti itu, Iblis dengan mudah membisikkan sesuatu ke hati Bashisha
yang bingung.
Iblis :"Maukah
engkau aku selamatkan?"
Bashisha :"Mau,
dan imbalan apa saja aku bersedia menebusnya."
Iblis :"Apakah
engkau mau bersujud dan menyembahku?"
Bashisha : "Mau,
asal aku selamat!!"
Bashisha pun menuruti semua
perintah Iblis yang meminta untuk menyembahnya. Bashisha yang dulu menyembah
Allah, jadilah kini sebagai seorang penyembah Thagut.
Melihat kondisi Bashisha yang tak
berdaya itu, Iblis dengan bangga berteriak, "Ha..ha..ha.., disinilah
keistimewaanku yang luar biasa. Penyembah Allah yang setia itu bisa berubah dan
dia kini menjadi tuduk dan sujud sebagai penyembahku..!!"
Kisah tersebut menunjukan
bagaimana liciknya Iblis dalam menggoda orang yang dianggap suci melalui
beberapa tahapan yang memang sudah dipersiapkan. Iblis pun berhasil membujuk
seorang ahli ibadah yang semula sangat taat pada Allah kemudian berbalik
melakukan serentetan tindak kejahatan yang dilarang Allah. Hingga akhirnya dia
meninggalkan Allah sebagai sesembahannya dan berpaling kepada Iblis.