Hmmm..akhirnya ketemu hari Jum'at..
Hari yang ditunggu-tunggu karena jelang weekend hehe...
Yang dines, yang jaga, yang ngawal harus semangat juga dong,biar rezekinya nambah dan berkah,.
Cuaca sih mendung dalam beberapa minggu ini, namun ternyata hawanya panas luar biasa, dan belum juga turun hujan, padahal di Depok I, Cijantung telah merasakan damainya air turun dari langit, nah kenapa kita beloommm.? di Bogor malah ujan plus angin ribut sampai beberapa pohon tumbang..
What's wrong.? Ada yang salah kah.?
Dimana-mana sudah melaksanakan shalat minta hujan (Istisqa') (bukan Al-Fatihah aja loh hehe..)
Yap..menurut BMKG musim hujan masih akhir November 2015, namun semoga Allah segera menurunkan rahmatNya dengan memberikan hujan yang bermanfaat bagi seluruh alam..
Betewe..pada kenal Abu Nawas.?
Biasanya kalau ada anggota yang sering ngilang-ngilang, sering bohong-bohong dijuluki Abu Nawas..tul gak.?
Benarkah ada nama itu atau hanya karangan saja..?
Abu Nawas ini ternyata memang ada, beliau seorang sufi cerdik yang lahir di Persia sekitar tahun 750 Masehi..
Benarkah ada nama itu atau hanya karangan saja..?
Abu Nawas ini ternyata memang ada, beliau seorang sufi cerdik yang lahir di Persia sekitar tahun 750 Masehi..
Dan inilah salah satu kisahnya..
Suatu hari Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang sangat aneh. Tubuhnya terasa kaku dan pegal semua. Suhu badannya panas dan dia tak kuat untuk melangkah. Kondisi ini membuat sang raja tak nafsu makan sehingga sakitnya bertambah parah. Bermacam tabib sudah pada berdatangan untuk mengobatinya, namun tetap saja masih sakit.
Namun raja tak mau menyerah begitu saja. Tekadnya untuk sembuh sangatlah besar. Raja pun akhirnya membuat sayembara, barang siapa dapat menyembuhkan raja, maka dia akan mendapat hadiah. Berita sayembara itu pun didengar oleh Abu Nawas, dan ia pun tertarik untuk mengikuti sayembara itu.
Maka, tak berapa lama kemudian, ia pun berpikir keras, memutar otak sebentar, kemudian pergi ke istana dan menghadap Raja Harun Al Rasyid.
Sang raja sangat terkejut begitu melihat Abunawas dan menawarkan diri untuk mengobati.
"Wahai Abu Nawas, setahuku kamu itu bukan seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti sayembara ini?" tanya sang raja heran.
Mendengar ucapan rajanya, Abu Nawas hanya tersenyum saja. Dia berhasil meyakinkan raja bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang yang sakit. Pada awalnya sih sang raja tidak percaya akan penjelasan Abu Nawas tersebut. Namun bukan Abu Nawas kalau dia tidak bisa meyakinkan lawan bicaranya.
Kemudian Abu Nawas mulai mengadakan observasi dengan menanyakan sakit dan kondisi raja.
"Aku juga tidak tahu, tetapi aku merasa bahwa rasanya seluruh tubuhku terasa sakit dan badanku panas. Aku merasa lesu," keluh raja.
Mendengar keluhan raja itu, Abu Nawas sontak saja tertawa lebar.
Tentu saja Sang Raja tersinggung oleh olokan Abu Nawas itu.
"Tidak Paduka, kalau penyakit seperti itu sih gampang sekali menemukan obatnya," jelas Abu Nawas.
Raja pun kaget dan menanyakan nama obat dan dimana raja bisa memperolehnya.
"Obat itu adalah telur unta, Paduka Raja bisa mendapatkannya di kota Baghdad," jelas Abu Nawas.
Sang Raja yang kepingin cepat sembuh ini sangatlah antusias sekali. Pada keesokan harinya, Raja mencari obat tersebut dengan ditemani oleh pengawal dengan memakai busana rakyat biasa agar tidak dikenali oleh rakyatnya. Dia pun mengunjungi hampir seluruh pasar yang ada di kota Baghdad.
Namun mereka tidak kunjung juga menemukan telur unta yang dicarinya. Raja pun tetap mengelilingi kota walaupun pengawalnya sudah tampak kelelahan yang amat sangat. Sang Raja tampak menggerutu sambil berencana memberikan hukuman kepada Abu Nawas jika ia tak bisa menemukan obat itu.
Sebelum kembali ke istananya, raja melihat seorang kakek yang membawa ranting.
"Tunggu Kek, bolehkah saya bertanya sesuatu?" cegat Raja Harun.
Setelah bertatap muka, raja merasa kasihan melihat kakek itu dan menawarkan diri untuk membawakan kayu-kayu tersebut sampai ke rumah kakek. Setelah sampai rumah dan berbasa-basi sejenak, raja pun menanyakan tentang telur unta kepada kakek itu.
"Telur unta?" si kakek kemudian berpikir sejenak lalu tertawa lebar.
Si kakek menjelaskan bahwa di dunia ini mana ada telur unta. Setiap hewan yang memiliki daun telinga itu melahirkan, bukan bertelur, jadi mana ada telur unta. Raja dan pengawalnya tersentak kaget mendengar penjelasan kakek itu. Raja sangat murka dan merasa dirinya telah dipermainkan oleh Abu Nawas.
Pada keesokan paginya raja segera memanggil Abu Nawas untuk menghadap.
"Hai Abu Nawas, berani sekali kamu mempermainkan aku, bukannya unta tidak bertelur?" ujar sang raja yang kesal.
"Betul, Paduka," jawab Abu Nawas.
Mendengar itu, raja memerintahkan untuk memberikan hukuman berat kepada Abu Nawas.
"Tunggu, sebelum menghukum, bagaimana kondisi kesehatan Paduka?" tanya Abu Nawas.
"Aku baik, tubuhku tidak lemas dan tidak pegal lagi," jawab raja.
"Berarti saya berhasil menyembuhkan paduka ya, dan saya berhak untuk mendapatkan hadiah sayembara itu," ujar Abu Nawas yang tersenyum dengan riang.
No comments:
Post a Comment